Kamis, 08 Desember 2011

FABRIKASI GALANGAN

FABRIKASI
Dalam proses pembangunan kapal terdapat banyak tahapan yang dilakukan, salah satunya adalah fabrikasi atau pekerjaan bengkel.
Fabrikasi terbagi menjadi empat proses kerja, yaitu:
a.    Marking
Merupakan proses penandaan pada permukaan material yang akan mengalami pekerjaan dan ditempat mana harus dilakukan pekerjaan serta pada bagian mana pada material ini yang harus dipasang.
b.    Cutting
Merupakan proses pemotongan material sesuai dengan marking yang telah dilakukan. Pada proses ini terdapat 3 macam pemotongan pelat yang dapat dilakukan, yaitu:
1.  Cutting Manual
    Proses cutting manual adalah proses pemotongan pelat dengan cara menggunakan  mesin brander. Biasanya mesin brander ini juga digunakan secara langsung di lapangan sebagai alat untuk firing dan cutting sisa pelat saat joining block. Hasil sisi pemotongan dengan cara cutting manual ini sangat dipengaruhi oleh teknik dan keahlian dari tukang yang melakukannya karena arah dan laju pemotongan  pelat terhadap pelat sepenuhnya dilakukan dengan tangan.
2.  Cutting Semi Automatic
3.  Cutting Mesin CNC (Computer Numerical Control)
            Proses cutting pelat dengan menggunakan mesin CNC merupakan teknologi pemotongan pelat yang paling canggih yang dimiliki oleh PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Proses cutting pelat menggunakan mesin CNC adalah menggunakan system file gambar yang berupa kode hasil output dari software tribon dari rancang bangun. Mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart ISO. Sistem kerja teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer dan mekanik, sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis, maka mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan cocok untuk produksi masal.

 Gambar. Pemotongan pelat dengan CNC
            Mesin CNC ini biasanya melakukan pengerjaan pemotongan untuk braket-braket dan blok-blok, dll. Jadi dalam pengoperasiannya, mesin ini cukup dijalankan oleh satu operator yang bertugas menginputkan file gambar ke dalam mesin pemrogram CNC dan mengatur letak dan posisi nozzle pengapian agar hasil potongan pelat sempurna. Selain dengan menginputkan gambar yang sudah jadi, juga dapat dilakukan penggambaran langsung menggunakan computer pada mesin CNC. Biasanya penggambaran langsung ini dilakukan untuk menggambar bentuk yang gampang seperti pelat untuk mengangkat blok.

c.  Proses Bending/Forming
           Merupakan proses pembentukan pelat menjadi bentuk-bentuk yang ditentukan dengan  menggunakan beberapa rambu yang telah dibuat sebelumnya baik rambu garis ataupun rambu bending yang telah dibuat di Mould Loft.
           Berdasarkan pembahasan diatas, berikut merupakan beberapa contoh pekerjaan pada proses fabrikasi seperti pemotongan pelat dengan menggunakan CNC dan proses bending pelat datar menjadi pelat siku.

PEMOTONGAN PELAT DENGAN CNC.
Berikut ini adalah langkah-langkah proses cutting pelat menggunakan mesin CNC:
a.    Menyiapkan material pelat yang akan dipotong diatas meja kerja.
b.    Membersihkan permukaan pelat yang akan dipotong.
c.    Menginput data kedalam computer mesin CNC. Penginputan data dapat dilakukan dengan memasukkan disket yang sudah memiliki data pemotongan pelat atau dengan menggambar secara manual melalui computer mesin CNC.
d.   Memeriksa kecocokan gambar yang ada di monitor mesin CNC dengan gambar yang ada dalam gambar kerja.
e.    Setelah itu, lakukan setting penempatan awal nozzle diatas pelat untuk marking dan cutting.
f.     Proses marking diatas pelat dilakukan untuk mengetahui apakah penempatan titik awal pemotongan sesuai dengan gambar.
g.    Selanjutnya setelah ditentukan letak titik awal nozzle, kemudian mengeset kecepatan dari nozzle berapa mm yang akan ditempuh tiap menitnya. Selain  itu, dilakukan juga setting jarak dan besar pengapian yang ada di nozzle, dimana setting tersebut disesuaikan dengan tebal pelat yang dipotong dan besarnya nozzle yang dipakai.
·      Ketebalan pelat < 10 mm, maka jarak nozzle adalah 3 mm
·      Ketebalan pelat 10 –   25 mm, maka jarak nozzle adalah 5 mm
·      Ketebalan pelat 25 – 50 mm, maka jarak nozzle adalah 6 mm
·      Ketebalan pelat 50  – 100 mm, maka jarak nozzle adalah 8 mm
·      Ketebalan pelat > 100 mm, maka jarak nozzle adalah 10 mm

h.    Mengset kecepatan nozzle diatas pelat ketika memotong harus disesuaikan dengan ketebalan pelat yang dipotong, karena semakin cepat nozzle bergerak maka hasil potongan pelat semakin bergerigi (jika pelatnya tebal) dan akan menghasilkan adanya bagian pelat yang tidak terpotong sempurna/tidak tembus sampai bawah.
i.    Kemudian menjalankan mesin CNC untuk melakukan pemotongan pelat secara otomatis mengikuti garis-garis marking sesuai dengan gambar di monitor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar